Series: AKAD (Eps. 1)

AKAD (AKU, KAU, ATAU DIA) #1
Suasana sore ini cukup romantis. Langit membentang putih kebiruan nampak lebih indah dengan ukiran timbul seperti gumpalan kapas putih. Perlahan gumpalan kapas keabu-abuan menipis terkadang memecah bergerak terbawa embusan angin. Bumi beserta isinya nampak manja oleh sayunya cahaya langit. Bisa jadi ini efek hujan yang terjadi dua jam yang lalu.

Biasanya, jam segitu jalan raya cukup padat merayap. Tapi sore ini, beda sekali. Ini yang dirasakan Imash. Keluar rumah tiap hari ia lakukan, tapi hanya untuk kerja. Berangkat pagi pulang sore. Waktu buat keluarga lumayan sempit. Itulah sebabnya betapa suaminya menyayangkan Imash keluar rumah untuk hal yang tak begitu penting. Mungkin itu wujut rasa sayang suaminya kepada istri. Maklum saja, usia pernikahan masih seumur jagung.  

Sesampainya di swalayan, Imash memarkir motor dan berjalan menuju ke tumpukan keranjang. Pengunjung tidak terlalu banyak. Tidak begitu lama, sejumlah makanan ringan dan instan telah dimasukkan ke keranjang. Selanjutnya, ia menuju lorong berikutnya untuk mencari barang yang ia butuhkan.

“Mbak, Mbak” terdengar suara yang memanggil Imash. Imash pun berhenti dan mencari sumber suara. Dia menoleh ke arah kanan dan kiri, tapi tak seorang pun ia lihat. “Ini Mbak Imash ya”. Ternyata panggilan itu dari belakang. Imash membalikkan badan. Dilihatnya seorang laki-laki tinggi besar. Laki-laki ini tak pernah ia temui sebelumnya. Anehnya, Dia seolah-oleh kenal sekali dengan Imash, tapi sebaliknya Imash tidak. Imash mencoba menatap sekilas wajah lelaki itu untuk memastikan apakah ia pernah lihatnya. Imash nampak sedikit malu karena hal itu tak pernah ia lakukan pada orang yang belum benar-benar dikenalnya, apalagi harus sedikit mendongak karena tubuh lelaki itu memang lebih tinggi.  

“Iya. Saya Imash. Maaf, Anda siapa?”

“Lupa ya?” Dia mencoba untuk mengingatkan kenangan Imash. “Aku Ippo, teman SMP”

“Ooo ...” respon Imash sambil senyum. Ini dia lakukan karena sebenarnya ia masih belum ingat.

“Sepertinya, sampean belum ingat. Ya uda, boleh saya minta nomor teleponnya?”

“Baiklah” sesaat Imash memandang sekilas wajah Ippo untuk meyakinkan bahwa Ippo yang ada di hadapan ini benar-benar Ippo teman SMP-nya dulu. “0857320...”

“Makasih” jawab Ippo sambil senyum “sampai ketemu”

Imash segera menyudai belanja terus pulang. Di tengah perjalanan, konsentrasinya memutar ulang kejadian sesaat itu sambil mengingat memori yang sepertinya banyak yang aus dimakan usia.


Baca! Eps. 2 https://www.asmamenulis.com/2019/01/series-akad-epis-2.html