Compliment One
Setiap akhir tahun, instansi
yang baik merencanakan apa saja yang siap dilaksanakan demi kemajuan dan
perbaikan kinerja yang telah berlalu, sebut saja raker. Acara ini digelar
selama beberapa hari di sebuah hotel di kota Malang, Jawa Timur. Saya menjadi
bagian dari anggota rapat kerja tersebut. Acara bergulir sesuai scedule yang
berjalan secara kronologis, dan cukup menyenangkan. Acara dikemas dengan santai
tapi serius. Ada satu kejadian yang cukup menggelitik.
Mengawali kegiatan pagi
pascamandi adalah makan pagi. Saya berjalan seorang diri menuju Pantry.
Tempatnya cukup romantis. Lampu klasik menyatu dengan dinding warna coklat
muda. Nampak pramusaji menata makanan dengan wadah perabot makanan klasik.
Instrumen semi gamelan membawa suasana klasik nan tradisional.
Saya masuk dan mengambil
secangkir kopi lalu berjalan menuju meja makan. Suasana masih lengang. Hanya ada
seorang perempuan berjilbab duduk santai sambil menikmati hidangan teh hangat
dan roti bakar yang disajikan.
“Permisi, sendirian, Ibu?”
tanya saya sambil meletakkan secangkir kopi. Saya menggeser kursi dan duduk
tepat di hadapannya.
“Silakan”
Kami berbincang santai untuk
saling mengenal sesekali nyeruput kopi atau teh yang ada. Beliau berasal dari
Jakarta. Sudah dua hari beliau menginap untuk melaksanakan kunjungan di Dishub kota
Batu. Mendengar saya seorang guru, beliau senang dan bangga.
“DuluKedua putra beliau duduk
di bangsku SMP dan SD. Ya, beliau bilang baru nikah di usia cukup dewasa.
Kemudian datanglah Yuniar dan
Yanti. “Assalamualaikum”
Yuniar berdiri di sebelah
kanan dan Yanti di sebelah kiri saya sambil menaruh dompet. Mereka mengambil
roti dan minuman sebelum duduk. Saya perkenalkan mereka. Kami satu tim guru
yang sedang mengikuti raker.
“Bu gurunya masih muda-muda,
ya... (sambil tersenyum bangga) apalagi Bu ini (sambil mengepal tangan kiri
saya).” Serentak, kami saling bertatap mata satu sama lain. Betapa tidak,
ditinjau dari usia, saya adalah guru paling tua. Usia saya 45 tahun. Dua teman
yang duduk di sebelah saya 6 dan 8 tahun lebih muda dari saya. Anak saya sudah
kuliah. Satunya hampir lulus, dan satunya di bangku kuliah.
Peristiwa itu buat saya
berpikir, apakah ini gara-gara warna pakaian saya, padahal biasa-biasa saja. Atau
mungkin komunikasi akrab kami tadi, atau apa? Akhhh,,, Astaghfirullah, GR pasli menyelilit di hati tapi segera saya
tepis karena hal seperti ini sudah biasa. Ini ujian atau pujian ya Allahwallahu
a’lam.